Beranda
Senin, 16 Januari 2012

Silsilah Tanya Jawab Tentang Syi’ah: Bag. 2

0 komentar
Pertanyaan 3: Tolong perkenalkan kepada kami siapakah para imam dua belas yang menjadi keyakinan Syi’ah Imamiyah.

Jawaban:

1.    Yang paling pertama adalah: Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, kuniyahnya Abul Hasan dan mereka menjulukinya Al-Murtadha. Lahir tahun 23 sebelum hijrah dan syahid pada tahun 40 H.

2.    Puteranya, yaitu Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu. Kuniyahnya Abu Muhammad dan julukannya Az-Zaki (2-50 H).

3.    Puteranya, yaitu Al-Husain radhiyallahu ‘anhu. Kuniyahnya Abu Abdillah dan julukannya Asy-Syahid (3-61 H).

4.    Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kuniyahnya Abu Muhammad dan julukannya Zainul Abidin rahimahullah (38-95 H).

5.    Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kuniyahnya Abu Ja’far dan dijuluki Al-Baqir rahimahullah (57-114 H).

6.    Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kuniyahnya Abu Abdillah dan dijuluki Ash-Shadiq rahimahullah (83-148 H).

7.    Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kuniyahnya Abu Ibrahim dan dijuluki Al-Kazhim rahimahullah (128-183 H).

8.    Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kuniyahnya Abul Hasan dan dijuluki Ar-Ridha rahimahullah (148-203 H).

9.    Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kuniyahnya Abu Ja’far dan dijuluki Al-Jawwad rahimahullah (195-203 H).

10.    Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kuniyahnya Abul Hasan dan dijuluki Al-Hadi rahimahullah (212-254 H).

11.    Al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kuniyahnya Abu Muhammad dan dijuluki Al-‘Askari rahimahullah (232-260 H).

12.    Muhammad bin Al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Kuniyahnya Abul Qasim dan mereka menjulukinya Al-Mahdi. Mereka mengklaim bahwa dia lahir pada tahun 255 atau 256 H dan mereka mengimani bahwa dia masih hidup sampai hari ini.(1)

Pertanyaan 4: Adakah kelompok Syi’ah yang berpendapat bahwa Jibril ‘alaihis salam telah salah dalam menurunkan wahyu?

Jawaban: Ya. Kelompok Syi’ah Al-Ghurabiyah berkata:

أَنَّ مُحَمَّدًا ص كَانَ أَشْبَهَ بِعَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَامُ مِنَ الْغُرَابِ بِالْغُرَابِ, وَأَنَّ اللهَ بَعَثَ جِبْرِيْلَ بِالْوَحْيِ إِلَى عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَامُ, فَغَلَطَ جِبْرِيْلُ وَأَنْزَلَ الْوَحْيَ عَلَى مُحَمَّدٍ ص.

“Sesungguhnya Muhammad SAW lebih mirip dengan Ali ‘alaihis salam daripada seekor gagak dengan gagak lainnya. Dan Allah mengutus Jibril untuk membawa wahyu menuju Ali ‘alaihis salam, namun Jibril salah sehingga dia menurunkan wahyu kepada Muhammad SAW.”(2)

Catatan Penting: Adakah perbedaan antara ucapan Al-Ghurabiyyah dengan para ulama Itsnai ‘Asyariyyah, yang diriwayatkan oleh ulama mereka Al-Kulaini bahwa seorang lelaki bertanya kepada Abu Ja’far:

وَمَا يَكْفِيْهِمُ الْقُرْآنُ؟ قَالَ: بَلَى إِنْ وَجَدُوْا لَهُ مُفَسِّرًا. قَالَ: وَمَا فَسَّرَهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ؟ قَالَ: بَلَى قَدْ فَسَّرَهُ لِرَجُلٍ وَاحِدٍ, وَفَسَّرَ لِلأُمَّةِ شَأْنَ ذَلِكَ الرَّجُلِ وَهُوَ عَلِيُّ بْنُ أَبِيْ طَالِبٍ عَلَيْهِ السَّلَامُ.

“Apakah Al-Qur’an tidak cukup bagi mereka?”
Dia berkata: “Tentu saja cukup jika mereka mendapati tafsirnya.”
Lelaki itu berkata: “Apa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi tidak menafsirkannya?”
Dia berkata: “Tentu saja beliau telah menafsirkannya kepada satu orang. Lalu beliau tafsirkan kepada umat kedudukan lelaki tersebut, yaitu Ali bin Abi Thalib ‘alaihis salam.”(3)

Karena itu para ulama Syi’ah menamakan Al-Qur’an sebagai اَلْقُرْآنُ الصَّامِتُ (Al-Qur’an yang tidak berbicara), sedangkan seorang imam adalah اَلْقُرْآنُ النَّاطِقُ (Al-Qur’an yang berbicara).
Para ulama mereka meriwayatkan bahwa Ali radhiyallhu ‘anhu berkata – tentu hal ini tidak mungkin diucapkannya - :

 هَذَا كِتَابُ اللهِ الصَّامِتُ وَأَنَا كِتَابُ اللهِ النَّاطِقُ

“Ini adalah Kitab Allah yang tidak berbicara dan aku adalah Kitab Allah yang berbicara.”(4)

Ulama mereka Al-‘Ayyasyi meriwayatkan:

عَنْ أَبِيْ بَصِيْرٍ فِيْ قَوْلِ اللهِ: ﴿ فَالَّذِيْنَ ءَامَنُوْا بِهِ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْ أُنْزِلَ إِلَيْهِ﴾ قَالَ أَبُوْ جَعْفَر عَلَيْهِ السَّلَامُ: ﴿ النُّوْرَ ﴾عَلِيٌّ عَلَيْهِ السَّلَامُ.

Dari Abu Bashir tentang firman Allah: “Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya.”(5) Abu Ja’far ‘alaihis salam berkata: “Cahaya terang” adalah Ali ‘alaihis salam.”(6)

Kontradiksi:

عَنْ أَبِيْ خَالِدٍ اَلْكَابِلِيِّ قَالَ: سَأَلْتُ أَبَا جَعْفَرٍ عَلَيْهِ السَّلَامُ عَنْ قَوْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿ فَئَامِنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَالنُّوْرِ الَّذِيْ أَنْزَلْنَا ﴾ فَقَالَ: يَا أَبَا خَالِدٍ: اَلنُّوْرُ وَاللهِ اَلأَئِمَّةُ مِنْ آلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ, وَهُمْ وَاللهِ نُوْرُ اللهِ الَّذِيْ أُنْزِلَ.

Dari Abu Khalid Al-Kabili, dia berkata: “Aku pernah bertanya kepada Abu Ja’far ‘alaihis salam tentang firman Allah: “Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya yang telah Kami turunkan.”(7) Dia menjawab: “Wahai Abu Khalid, demi Allah cahaya itu adalah para imam dari keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa alihi hingga hari kiamat. Demi Allah merekalah cahaya Allah yang diturunkan.”(8)

Catatan:

Sesungguhnya kelompok Itsnai ‘Asyariyah telah memberikan Amirul Mukminin Ali radhiyallahu ‘anhu kerasulan tanpa mengklaim adanya kesalahan, namun mereka mengklaim bahwa kerasulan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanyalah memperkenalkan Ali radhiyallahu ‘anhu saja!! Mereka berkata bahwa tugas Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam adalah menerangkan Al-Qur’an kepada Ali radhiyallahu ‘anhu sendiri! Padahal Allah subhanahu wata’ala telah berfirman:

بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ [النحل: 44].

Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (QS. An-Nahl: 44).

Selanjutnya silahkan pembaca mencermati sendiri.

Referensi Utama:
Judul Asli    :عقائد الشيعة الإثني عشرية
Penulis        : Abdurrahman Bin Sa’d bin Ali Asy-Syatsri.
Penerbit    : Maktabah Ar-Ridhwan, cetakan IX, tahun 1430 H/ 2009 M.

_____________________________
1-    Silahkan lihat: Ushul Al-Kafi (I/ 402-403) Bab Maa jaa-a fil itsnai ‘asyara wan nash ‘alaihim karya Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub bin Ishaq Al-Kulaini (w 328 H). Sebagian ulama mereka meyakini bahwa: “Al-Kafi diperlihatkan kepada Al-Qa’im shalawatullah ‘alaihi dan dia memujinya. Dia berkata: “كَافٍ لِشِيْعَتِنَا (Cukup untuk Syi’ah kami).” Silahkan lihat mukaddimah Al-Kafi hal. 25.
2-    Al-Maniyyah Wal Amal Fi Syarhil Milal Wan Nihal (hal. 30) karya Ahmad bin Yahya Al-Murtadha Az-Zaidi dan At-Tanbih War Radd ‘Ala Ahlil Ahwa’ Wal Bida’ (hal. 158) karya Abul Husain Muhammad bin Ahmad Al-Malthi.
3-    Ushul Al-Kafi (I/ 179, hadits nomor 5) bab Fi sya’ni: innaa anzalnaahu fi lailatil qadri wa tafsiruha.
4-    Al-Fushul Al-Muhimmah Fi Ushul Al-A’immah (II/ 595 hadits nomor 5 bab ‘Admu jawaz istinbath syai’in minal ahkam an-nazhariyyah min zhawahir Al-Qur’an illa ba’da ma’rifati tafsiriha wa nasikhiha wa muhkamiha wa mutasyabihiha minal a’immah ‘alaihimus salam) dan Wasa’il Asy-Syi’ah Ila Tahshil Masa’il Asy-Syari’ah (XVIII/ 323 hadits nomor 12, bab tahrimul hukmi bighairil kitab was sunnah wa wujubi naqdhil hukmi ma’a zhuhuril khatha’. Keduanya karya Muhammad bin Al-Hasan Al-Hur Al-‘Amili (w 1104 H).
5-    Al-A’raf: 157.-pent
6-    Tafsir Al-‘Ayyasyi karya Muhammad bin Mas’ud bin ‘Ayyasy As-Sullami (w 320 H): II/ 35 hadits nomor 88 (surat Al-A’raf).
7-    At-Taghabun: 8.-pent
8-    Ushul Al-Kafi (I/ 139 hadits nomor 1 bab Annal a’immah ‘alaihimus salam nurullah azza wa jalla).

Sumber: Al-Ustadz Sufyan Saladin hafizhahullah.

Leave a Reply