Beranda
Sabtu, 02 Mei 2009

Puisiku Untukmu

1 komentar
Oleh: Zain Atmawijaya

Masih ku ingat
kawan
saat dulu jemariku pernah kau genggam
sembari pundakku kau kokohkan
kau kata pada itu,
"Jalan kita masih panjang, kawan
masih banyak aral kan merintang
jangan dulu kau usap peluhmu
biarkan ia menetes jatuh
jangan dulu kau sarungkan pedangmu
biarkan ia tetap terhunus,
waktu kitapun terlalu berharga
untuk sekedar membalut luka
karena perang belum usai
bahkan genderangnya baru ditabuh
tetaplah di sini, bersamaku"
itu ucapmu.

Tapi lihatlah kini
kawan
saat sudah langkah ku tapaki
peluh tak pernah kuusap lagi
sayatan luka banyak tertoreh di tubuh ini
kau lepaskan genggamanmu
kau hapus jejak-jejak kaki
yang dulu pernah kau tapaki
sendiri,
kau meringis
dengan sedikit darah menetes,
kau balut
luka kecil yang tak seberapa
hingga akhirnya tak kutemui lagi
wujud perkasamu dijalan ini.

Aku masih di sini
kawan
di jalan ini
di perang ini
di jalan yang dulu kita pernah bertemu
di jalan yang dulu kau teguhkan langkahku
di jalan yang dulu kau mengilang dariku.

Aku masih di sini
kawan
masih menunggumu
kembali
aku ingin kita berpeluh lagi
aku ingin kita berdarah lagi
aku ingin kita berperang lagi
sekarang dan selamanya.



Cileungsi, 8 Jumadil Awwal 1429 H
Teruntuk "sebagian jiwaku" yang telah pergi, masih kunanti engkau kembali.
"Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Quluubanaa 'ala diinika"
("Wahai Dzat Yang Membolak-balik hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu")
Continue reading →