Beranda
Sabtu, 23 Mei 2009

Pertobatan Mantan Musisi Banjo

1 komentar


Oleh: Abu Ayaz Novy Rostiyan
Betapa tidak, sejak kecil saya merasa sudah dikaruniai sense of musical yang tinggi. Sejak SD kelas 2 saya sudah main gitar, kemudian sejak SD kelas 4 kursus gitar di YAMAHA Jakarta sampai SMP kelas 3 di Medan hingga mencapai grade 4, kala itu saya sangat mahir memainkan reportoir “Recuerdos dela Alhambra”, “Sonata in C”, “Asturias” dan "Capricio Arabe". Ketika masih SD pula,saya sudah mencoba bermain electone organ, kemudian ketika SMP saya mencoba memainkan alat musik 5-string Banjo. Ketika SMA di Bandung, saya begitu aktif main Band dengan warna musik Jazz, posisi saya pada Keyboard/synthesizer. Saya memiliki telinga musikal yang sangat tajam (Perfect Relative Pitch). Di waktu yang bersamaan, saya juga bermain Banjo dengan intensif, ini terus berlanjut sampai saya mahasiswa di Arsitektur Trisakti. Saya juga sempat menjadi pelatih Band di SMA Tarakanita Puloraya Jakarta Selatan dan SMA Al Azhar Pusat Jakarta Selatan. Saya juga pernah menjadi pelatih Vocal Group SMA Al Azhar Jakarta Selatan, SMA 4 dan SMA 7 Jakarta Pusat.Kepiawaian saya memainkan 5 string Banjo membuat saya banyak punya koneksi dengan para pemain Banjo di Amerika dan asosiasi musik bluegrass di Amerika, dan beberapa diantara mereka secara informal menggelari saya sebagai Master Banjo Of Indonesia. Sayapun memiliki banyak murid Banjo. Murid saya tersebar di Jakarta, Bandung dan surabaya. Disaat yang sama pula, saya banyak mengerjakan karya2 musik (program sequencing) untuk acara2 televisi dan radio, seperti jingle iklan, ilustrasi musik sinetron, minus one for stage performance dll.

Akhirnya, Alhamdulillah, Allah azza wa jall berkehendak untuk memberi saya hidayah. Bertemulah saya dengan teman2 ahlus sunnah waljama’ah. Kami sering diskusi yang akhirnya saya dipinjami beberapa kitab bermanhaj salaf. Betapa terkejutnya saya ketika membaca tafsir Ibnu Katsir mengenai tafsir surat Luqman ayat 6, dimana dalam tafsir itu diriwayatkan bahwa sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa salam yang bernama Ibnu Mas’ud r.a berkata : ”yang dimaksud dengan itu (perkataan yang tidak berguna) adalah nyanyian, demi Allah yang tiada sesembahan kecuali dia (3 kali)”. Saya juga membaca sebuah hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam bersabda: ”Benar-benar akan ada sebagian umatku yang mereka menghalalkan zina, sutra (bagi lelaki), khomr (minuman keras) dan alat-alat musik…..”, juga beberapa hadits lainnya yang senada dengan itu. Kemudian terdapat banyak pendapat dari para ulama yang membenarkan tentang keharaman nyanyian dan musik, mulai dari jaman sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa salam seperti Ibnu Mas’ud r.a, Ibnu Umar r.a, Ibnu Abbas r.a, lalu juga ulama2 di bawah jaman sahabat seperti Sa’id bin Musayyib, Al Qasim bin Muhammad, Umar bin Abdul Aziz, Fudahil bin ‘Iyadh, Adh Dhahhak, Yazid bin Al Walid, Asy Sya’bi, kemudian juga imam mazhab yang 4 seperti Imam Abu Hanifah (Hanafi), Imam Malik bin Anas (Maliki), Imam Asy Syafi’i (Syafi’i) dan Imam Ahmad bin Hanbal (Hambali), lalu ada juga ulama2 ahlus sunnah dijaman pertengahan seperti Abuth Thoyyib At Thobari, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim dan Ahmad bin Yahya An Najmi.

Saya juga membaca fatwa2 ulama terkemuka masa kini seperti, Syaikh Albani, Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan, Syaikh Utsaimin, Syaikh Bin Baaz dll.

Saya juga mengikuti beberapa kajian ilmiah islam dan kajian hadits, yang akhirnya saya dapat menyimpulkan dan meyakini bahwa musik dan nyanyian dalam Islam ternyata memang dilarang/diharamkan. Setelah melakukan pendalaman dan perenungan selama berbulan-bulan, maka akhirnya sayapun memutuskan untuk berhenti main musik, dan sedapat mungkin saya berusaha keras untuk tidak menyentuh alat-alat musik yang sudah terlanjur banyak saya miliki. Maka sayapun bertaubat kepada Allah azza wa jall atas kebodohan saya terhadap syari’at Islam selama ini.

Yang sulit bagi saya adalah menghilangkan sense of musikal yang sudah sangat baik yang sudah terlanjur mengendap dalam jiwa, pikiran dan telinga saya. Coba bayangkan, dimanapun saya mendengar musik tanpa sengaja, otomatis telinga dan otak saya tanpa disadari bekerja mendeteksi secara instan solfegio/solmisasi dan harmony/chord dari nyanyian/lagu tersebut secara tepat dan akurat sampai2 ke chord extensinya segala, dan itu berlangsung sampai saat ini. Astaghfirullah.

Jadi saudara2ku sesama muslim, jika anda masih meyakini bahwa dalam islam, musik /nyanyian itu dibolehkan/dihalalkan, maka mari kita tanyakan, islam yang anda anut itu Islam pemahaman-nya siapa? Islam sekuler-kah? Islam liberal-kah? Islam lingkungan-kah? Islam tradisi-kah? Atau Islam sesuai dengan pemahaman nenek moyang? Mari dalam memahami Islam ini, kita harus berpegang teguh pada Al Qur-an dan Hadits Shahih/minimal Hasan berdasarkan pemahaman salafus shalih (orang2 shalih dijaman Sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa salam, Tabi’in dan Tabi’ut tabi’in) dan juga pemahaman para ulama2 ahlus sunnah dijaman setelahnya yang sejalan dengan mereka.

Memang saya akui, sudah sejak lama sampai sekarang masih ada pemikiran dan pemahaman Islam yang membolehkan secara mutlak nyanyian dan musik, dan pemikiran ini di validasi oleh ulama2 mereka di Mesir. Akan tetapi Ahlus sunnah wal jama’ah berlepas diri dari pemikiran dan pemahaman seperti itu. Wallaahu musta’an.
Sumber: Blog Al-Akh Novy.
Continue reading →
Jumat, 22 Mei 2009

Oleh-Oleh Dari "Madrasah Kecil Syaikh Muqbil"

2 komentar

Oleh: Abu Maryam Al-Bantani

Bismillah. Walhamdulillah. Wa la Hawla wa la quwwata illa billah.

Di sini ana ingin sekedar berbagi kepada kaum muslimin dalam rangka peduli pendidikan bagi anak-anak kita, sehingga anak kita tetap diupayakan mendapatkan pelajaran dinul Islam yang jauh dari syirik dan bid'ah. Salah satu upaya tersebut adalah dengan diselenggarakannya Homeschooling, atauHomeducating, atau saya menyebutnya Homeschool sweet Homeschool. Yang demikianitu karena nama tidaklah mengubah hakikat/keadaan sesuatu. Homeschooling merebak beberapa waktu belakangan ini dan hal tersebut merupakan anugerah bagi kita yang di daerahnya belum memilki lembaga pendidikan Salafy. Istilah Homeschooling sekarang ini sedang populer dan sering juga jadi bahan pembicaraan. Ala kulli hal hakikat Homeschooling sebenarnya merupakan tanggungjawab orangtua sebagai pendidik walaupun dia tidak "melembagakan" atau bahkan tidak tahu apa itu "Homeschooling" . Kewajiban mendidik anak memang pertama kali dibebankan kepada ortu anak masing-masing, dan tanggung jawab ini akan ditanya oleh Alloh karena setiap kita adalah pemimpin.

Para Homeschoolers memiliki prinsip-prinsip unik salah satunya bahwa belajar itu tidak mesti tersekat oleh ruang dan waktu (dalam hal ini Kelas dan waktu jadwal pelajaran), sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur. Mungkin ada yang mengatakan Too good to be true. Akan tetapi cobalah lihat sejarah Murobbi paling berhasil dan paling sukses yaitu teladan kita Nabiyulloh Muhammad Shollallahu alaihi wa sallam ketika beliau mengajari anak pamannya yaitu Abdulloh bin Abbas, sambil membonceng sepupunya beliau mengajarkan satu kalimat agung yaitu kalimat Tawhid yaitu sabdabeliau "Ihfadzillah Yahfadzka... .dst". Ini hanya sekedar satu contoh dari beberapa tarbiyyah Rosululloh Shollollohu alaihi wa sallam betapa ruang dan waktu tidak membatasi proses belajar mengajar anak. Hal ini dikembangkan oleh para Homeschoolers tentu saja ada yang dari mereka mencontoh Nabi dan ada juga yang hanya bereksperimen dalam rangka memberikanpendidikan yang layak bagi anaknya.


Alhamdulillah kami para Ikhwah Salafiyyin di Cilegon telah merasakan betapa manisnya Homeschooling (makanya saya menyebutnya Homeschool sweet homeschool). Setelah kurang lebih 7 bulan menyelenggarakan Homeschooling dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami ingin berbagi dengan para pembaca sekalian tentang Homeschool sweet Homeschool yang kami selenggarakan. Biinayatillah.


Santri kami 7 orang. tempat belajar kami banyak: kadang di rumah Abu Zulfa, kadang di rumah Abu Maryam, kadang di rumah Abu Tholhah, kadang di rumah Abu Abdillah, kadang di rumah Abu Rufaida, kadang di tempat pembakaran bata, kolamrenang, di bawah pohon (atau bahkan anak-anak senang menghafal qur'an di ataspohon mangga!), kadang di masjid Asy Syuhada, pernah juga di pesantren Ibadurrohman Pandeglang. Subhanalloh kami merasakan ni'mat yang tida tara ketika kami belum diberikan gedung sekolah maka Alloh memberikan kami tempat yangbanyak bagi santri-santri kami untuk proses Kegiatan Belajar Mengajar.


Di hari-hari pertama Homeschooling, ana sering membawa Umar, Fatih, dan Royyan naik motor menuju Masjid untuk belajar hadits dan hafalan Qur-an. Sambil membonceng mereka ana ajak berdialog atau bertanya: "Ma Yajibu alayka an ta'mala qoblas Sholah?" (pelajaran fikih) mereka menjawab ("yajibu alaya an atawadho'a liaqifa amama robbi thohiron wa nadhifan") Setelah sampai masjid ana ajak mereka untuk berwudhu kemudian sholat sunnah duarokaat. Di Masjid Mereka mengulang ulang hafalan qur-an yang telah mereka hafal. Untuk banat (anak2 perempuan) mereka di rumah Abu Zulfa dengan dibimbing Ustadzah Zubaidah, Ummu Maryam dan Ummu Zulfa. Kadang kadang banat pun ingin berjalan-jalan ke Masdjid sambil lisan mereka mengulang ulang hafalan al Qur-an. Walhamdulillah

Walhamdulillah Apa yang kami ajarkan? Hafalan Al qur-an adalah prioritas kami sehingga sebagian besar KBM adalah Hifzul Qur-an. Selain itu Aqidah terutama tentang Tawhid rububiyyah yaitu pengenalan bahwa Alloh yang menciptakan semua makhluq dan konsekwesinya, kita tidak boleh beribadah kepada sesuatu yang tidak menghidupkan dan mematikan. Adajuga hafalan do'a, Hafalan Hadits arbai'n, bahasa Arob, khot dan pelajaran umum lain. Kami mengadopsi kurikulum diniyyah dari beberapa ma'had bermanhaj salafy yang ada di Indonesia .Hari sabtu malam ahad santri kami full belajar di "Pondok Pesantren" dengan menginap. Awal-awal berjalan Homeschooling, santri putra tidur di tenda (di TENDA!) karena rumah Abu abdillah tidak mamadai untuk menampung putra dan putri.


Santri kami berjumlah 9 orang. Adapun santri program intensif mencapai 19an. Santri program intensif hanya belajar hari Sabtu dan Ahad (PETUAH) Jadi Setiap PETUAH santri kami kurang lebih 28.


Kegiatan PETUAH (Pesantren Sabtu Ahad) di adakan pada hari sabtu dan ahad, santri-santri kami "mondok" untuk lebih memantapkan hafalan serta pembiasaan amaliah Sunnah. Amalan-amalan yang kami ajarkan untuk mereka praktekkan seperti adab makan dan makan berjamaah, sholat malam disamping tentu saja pelajaran diniyyah lainnya seperti aqidah hadits dan bahasa Arab. Pada awalnya Petuah ini hanya diikuti beberapa anak saja (kurang lebih 15) namun seiring berjalannya waktu peminatnya banyak sehingga santri putra tidur di tenda biru. Di samping rumah (kontrakan) pak Zawawi, suami dari Ustadzah Zubaidah, ada tanah kosong yang cukup luas dan kami putuskan untuk santri putra tidur di tenda. Walhamdulillah. Namanya anak-anak mereka tidak mengeluh bahkan terlihat enjoy sekali menikmati tidur malamnya: di TENDA. Kegiatan PETUAH ini dimulai pukul 08 pagi bagi santri reguler. bagi santri yang hanya ikut sabtu ahad saja mereka biasanya datang pukul 13.00 sepulang dari sekolah masing-masing. Acara PETUAH ini banyak menitikberatkan pada pengulangan hafalan al qur-an dan pelajaran tentang hadits. Mereka disuruh menulis hadits pendek atau penggalan hadits dari arbain An nawawiyah kemudian kami mengulas berdasarkan pemahaman para ulama salaful ummah. materi lainnya adalah khot dan muhadatsah Bahasa Arob.


Suatu siang hari Sabtu kami kedatangan tamu dua orang pelajar LIPIA Jakarta, teman dari pak Zawawi (pak Zawawi pernah mondok di Al Furqon gresik begitu pula istrinya). Setelah ngobrol ngobrol dengan mereka berdua termasuk menjawab pertanyaan mereka tentang legalitas Hmeschooling pak Zawawi meminta dua pelajar tersebut mengajarkan Muhadatsah atau mengajari mufrodat bahasa ummat Islam yaitu Bahasa Arob. Hadza qolamun, hadza kitabun, ... dan seterusnya, begitu kata mereka sambil memperlihatkan bendanya (dalam ilmu pendidikan disebut realita). setelah itu santri kami ditanya Ma Hadza. Jika mereka menjawab dengan benar pelajar LIPIA tersebut memberi nilai satu juta untuk satu pertanyaan. Walhamdulillah kami ingin mereka kaya pengalaman dengan bertemu dengan banyak orang dari berbagai disiplin ilmu yang dapat memberikan maslahat bagi din dan dunia mereka. Impian homeschoolers adalah siapapun dapat menjadi guru bagi anak didiknya. Jika mereka ingin tahu tentang adonan semen dan tukang bangunan menjelaskan tentang adonan semen maka tukang bangunan tersebut adalah guru mereka. Demikian idealisme Homeschoolers. Namun bagi kita salafiyyin tentu memilki qoidah yang Insya Alloh antum semua sudah faham.


Malam hari kami bangunkan mereka untuk sholat malam dan merekapun sholat malam (witir biasanya mereka laksanakan 3 roka'at). Setelah sholat malam kami upayakan untuk mengulang hafalan. Setelah itu sambil menunggu shubuh mereka kembali ke dunia mereka: BERCANDA dan ketawa-ketawa sesama temannya. (Dalam hal ini kami tidak terlalu keras menyikapi kebiasaan mereka karena dunia mereka adalah dunia bermain dan bercanda. Namun kami tetap memantaunya supaya diantara mereka tidak saling menyakiti karena kadang kadang mereka senang sekali saling bergumul. Sekali waktu mereka menangis karena ulah mereka sendiri. Yah... namanya juga anak-anak. Wallohu a'lam). Di suatu malam ana tidur dengan sangat lelap sekali (di tenda) kemudian seorang santri membangunkan saya: "Ami (Pamanku) bangun sholat malam!" Walhamdulillah Homeschooling benar-benar ni'mat bagi saya karena para santri sekali waktu dapat menjadi ustadz bagi diriku. Mereka telah mendidik saya dalam banyak dan hal lain yang dapat memperkaya kehidupan ana.

Walhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmushsholihat. Setelah Sholat shubuh mereka kembali mengulang serta menambah hafalan al qur-an. Kadang-kadang setelah hafalan mereka mengkaji satu hadits pendek. Setelah muroja'ah atau belajar hadits, kami ajak mereka untuk gerak badan. Terkadang kami jalan-jalan di sekitar Pondok. Di belakang komplek ada banyak gubuk yang dihuni tukang bata. Anak tukang bata tersebut bernama Agus dan Ahmad kadang nginap di tenda kami.. Di satu Ahad pagi setelah rutinitas Tholabul ilmu, kami bawa anak-anak "Syeikh Muqbil" untuk mengunjungi pembakaran bata. Pada waktu tersebut agus tidak nginap di tenda. Kami datang dan Agus sudah menunggu kami. Setelah itu dengan gaya "serbatahu tentang pembakaran bata" bocah berusia 8 tahun tadi menjelaskan tentang proses pembakaran bata. Alhamdulillah Agus dapat menjadi "guru" bagi santri-santri kami.


Kami juga mengisi kegiatan PETUAH dengan bermain sambil belajar bagi anak-anak. Contohnya pesan berantai. Ustadz membisikkan nashihat dalam bahasa Arob atau Indonesia ke telinga anak kemudian si anak melanjutkan ke temannya. Memanah juga kami ajarkan atau lebih tepatnya kami jadikan permainan bagi santri. Berbekal panah yang kami beli di PUNCAK Bogor kami biarkan mereka menarik busur di Tanah lapang. Di samping kami ada bukit kecil kami ceritakan juga sedikit tentang pasukan memanah Rosululloh ketika perang Uhud. Biasanya mereka sangat (teramat) antusias sekali jika mendengarkan Siroh. Ini pula yang dikembangkan para Homeschoolers bahwanya belajar itu diupayakan bersifat integralistik dan kontekstual. Para Homeschoolers sering mengajarkan fisika sederhana dengan kejadian yang biasa ditemukan sehari-hari. Peristiwa menarik busur dan melesatnya anak panah bagi para fisikawan adalah peristiwa fisika. (Hanya saja Abu Maryam tidak begitu faham fisika sehingga hal tadi tidak kami integralkan dalam kegiatan memanah. Mungkin teman-teman di milis dapat mengoreksi ana jika statemen tadi keliru. wallohu a'lam. Jadi kami integralkan pelajaran Siroh dengan kegiatan bermain panah. Mereka tidak merasa sedang belajar siroh. Inilah konsep belajar sambil bermain). Ala kulli hal inilah pendekatan integralistik yang jadi obsesi para Homeschoolers.


Terkadang kami perintahkan mereka untuk balap lari sambil menjelaskan bahwa Rosululloh pernah balap lari dengan Istrinya. Dan yang mena'jubkan mayoritas dari mereka ini "Mau aja" apa kata ustadz dan ustadzahnya. Hal ini menambah keyakinan kami bahwa mereka ini benar-benar "Gelas Kosong" yang siap diisi apa saja. Maka berhati-hatilah wahai para orangtua dalam memberikan pendidikan bagi anak anak anda. Mereka siap meniru dan patuh terhadap apa yang anda perintahkan dan anda contohkan! Fattaqulloh. ...


Tamu lain, atau kami sengaja mengundangnya, adalah Ismail berusia 16 tahun kurang lebih, siswa setingkat SMA di Al Irsyad Tengaran yang sedang mudik. Dia mengajarkan hadits tentang keutamaan jujur dan bahaya dusta. Sebelumnya ana perkenalkan Ismail kepada santri bahwa dia juga mondok seperti kalian hanya saja dia mondok di tempat yang jauh. Kemudian saya beritahu juga bahwa kakaknya Ismail ini bahkan mondok di luar negeri yaitu di Yaman, belajar dengan ulama negeri Yaman yaitu syeikh yahya. Sambil memancing-mancing mereka untuk termotivasi untuk belajar dengan ulama kelak jika mereka sudah dewasa. Umar langsung menjawab "Umar mau belajar di Arab!" (maksudnya Arab Saudi karena ibunya selalu mendorong dia untuk belajar di Saudi kelak). Setelah selesai ngajar mereka langsung ngakrab dengan Kak Ismail. Demikian mereka memanggilnya. Mulailah mereka bertanya dengan pertanyaan macam macam "beli dimana nih jam tangannya" tanya seorang santri sambil menarik tangan kak Ismail untuk melihat jam tangannya. Yah .....demikianlah anak-anak.


Setelah beberapa minggu mondok di tenda, maka kami beranggapan santri tidak bisa terus menerus tidur di tenda setiap malam ahad. Setelah mencari rumah kontrakan di sekitar komplek Bumi Rakata Asri, tempat kami biasa mondok, dan ternyata tidak ada yang dikontrakkan maka kami memutuskan untuk membuat gubuk/atau rumah panggung yang terbuat dari bilik bambu. Tentu saja ini lebih nyaman ketimbang di tenda yang sumpek. Subhanalloh, anak-anak merasa sangat senang dengan keberadaan gubuk ini sehingga santri putripun "ngotot" ingin merasakan tidur di gubuk. Untuk tidak mengecewakan santri putri, mereka diberi kesempatan untuk menginap sekali di gubuk. Selanjutnya santri putra menjadi penghuni tetap gubuk setiap sabtu dan ahad. Di gubuk inilah para santri program intensif dan reguler muroja'ah, mengkaji hadits, mendengarkan siroh dan nonton VCD Islami dengan menggunakan Laptop yayasan Al Hanif Cilegon (seperti adab anak sholih, wisuda tahfizh al quran di Madinah), untuk memberi semangat kepada mereka agar senantiasa menghafal qur-an. Sekarang ini santri putra memiliki teman sekaligus "ustadz cilik" yang menemani mereka untuk muroja'ah dan menambah hafalan. Dia adalah Adit, berusia 12 tahun dan hafal 7 juz, yang pernah mondok di Syeikh Bin Baz Yogyakarta . Kami meminta Adit untuk menemani adik-adiknya ketika mondok. Pada waktu senggang Mas Adit, atau kadang ami Adit, demikian para santri biasa memanggilnya, memberikan permainan cerdas cermat, dan para santri sangat antusias sekali dalam permainan ini. Walhamdulillah. Jika mengacu kepada opini pengamat-pengamat Homeschooling di Indonesia ini maka kata mereka tidak ada salahnya bagi anak yang bersekolah formal menjalani program Homeschooling.

Maka PETUAH SYEIKH MUQBIL ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada manak-anak salafiyyun Cilegon yang bersekolah formal untuk merasakan suasana pondok pesantren dan merasakan Homeschooling. Karena "Apa yang tidak bisa diambil seluruhnya, jangan dibuang semuanya" Ma Laa yudarriku kulluh la yutroku Jalluh, demikian kata pepatah. Demikian sedikit tambahan untuk acara PETUAH SYEIKH MUQBIL, Pesantren Sabtu Ahad Syeikh Muqbil) Kunjungan ke Pesantren Ibadurrohman Pandeglang Kami memang memprogramkan bagi santri-santri kami untuk dapat berwisata minimal 3 bulan sekali (semoga Alloh memudahkan). Pesantren Ibadurrohman dipimpin oleh seorang ustadz muda yang baru lulus dari jamiah Islamiyyah Madinah saudi arabia . Kami meminta izin kepada beliau agar santri-santri cilik kami dapat menginap di pondoknya. Ustadz Fakhruddin pimpinan pondok tersebut, tidak berkeberatan sama sekali dan menyambut dengan sambutan yang hangat. Kamipun berangkat dengan menyewa satu mobil, 2 mobil tumpangan dari Abu Zulfa dan Ummu zulfa, satu mobil bak terbuka dari Abu Burhan yang anaknya mondok dengan kami, dua mobil sedan milik Pak Ridjal (ketua yayasan Al Hanif) dan Pak dwi. Total enam mobil yang berangkat ke pandeglang. Anak-anak sangat ceria sekali dalam perjalanan ini. Subhanalloh. Dalam mobil anak-anak muroja'ah hafalan qur-an.


Di Pesantren para santri kami langsung ngakrab dengan para santri Tsanawiyyah Ibadurrohman. Mereka bermain bola dan ngobrol-ngobrol di dalam kamar santri. Ba'da sholat fardhu (Dzuhur, ashar, maghrib dan shubuh) santri-santri cilik kami berbaur ngaji hadits dari bulughul marom dan nashihat nashihat dari kitab ulama yang diuraikan oleh Ustadz Fakhruddin. penyampaian materi sering diselingi dengan metode ustadz bertanya santri menjawab. Di waktu luang ana bertanya kepada Ustadz fakhruddin tentang metode penyampaian materi diniyyah bagi anak-anak maka beliau menjelaskan bahwa syeikh utsaimin sering bertanya kepada para santrinya sehingga materi yang disampaikan lebih mengena. Sewaktu kami survey ke Ma'had Al Bayyinah Karawang bulan mei 2006, ustadz Ade dan Pak fatkhurrohman menjelaskan bahwa mereka memiliki 'bank soal'. wallohu a'lam seperti apa konkritnya, namun dengan metode tanya jawab seperti ini santri cilik lebih dapat memahami materi.


Berenang di Cikoromoy letak Pondok Pesantren Ibadurrohman adalah di kaki gunung. Di dekat pondok ada obyek wisata kolam renang yang airnya dari mata air pegunungan. airnya jernih dan tentu saja tidak membuat mata pedih seperti kolam renang yang menggunakan kaporit. ba'da Ashar kami berangkat ke Cikoromoy, 3 kilometer dari pondok. Di kolam renang akh zawawi melatih renang beberapa santri. Ana dan akh zawawi pun tidak melewatkan kesempatan untuk balapan renang di kolam tersebut. Tentu saja kami jelaskan bahwa Rosulullos Shollollohu alaihi wa sallam mengnjurkan kegiatan berenang ini. Ahad pagi pukul 8 kami bertolak ke Cilegon dengan mengambil rute arah Labuan dan kami mampir di pantai Carita Pandeglang dan membiarkan para santri menikmati keindahan laut dan... lagi-lagi... mereka minta berenang. jadilah mereka berenang di Pantai Carita.


Program Guru Tamu

1. Memasak (bikin kue) Ummu umar -umar santri kami- pernah mengajarkan cara bikin kue untuk santri-santri program reguler yang berjumlah 9 orang. Kami berkunjung ke rumah Umar, sekitar 5 km dari BBS 3 Cilegon. Di rumah umar santri membuat adonan kue dan memasak kue tersebut.

2. Berkebun Pertama kali pelajaran berkebun diajarkan oleh Ummu Khodijah. Pelajaran disampaikan dengan cara langsung mempraktekkan tanaman.

3. Berkebun dan manfaat tanaman oleh Ummu fathimah yang pernah kuliah Di IPB Bogor . pada pelajaran ini santri dijelaskan tentang struktur dan fungsi tanaman secara umum. Setelah muroja'ah para santri langsung mengadakan 'tour' di sekitar rumah ummu fathimah untuk mengenal tumbuh-tumbuhan. setelah kuliah singkat para santri diberikan pertanyaan oleh Ummu Fathimah dan yang dapat menjawab mendapatkan hadiah. Setelah selesai memberikan pertanyaan ummu fathimah membagikan snack kepada para santri.... dan ustadzatnya. (Insya Alloh kami akan meminta Ummu Burhan, Penjahit terkenal di BBS 3 untuk mengajarkan dasar-dasar, menjahit bagi anak-anak Homeschoolers. Insya Allohu Ta'ala).

Demikian sedikit sharing dari saya. Semoga menjadi Inspirasi bagi antum semua.
Sumber: Milis As-Sunnah (dengan sedikit perubahan).
Continue reading →