Beranda
Sabtu, 07 Januari 2012

Mengenal KUTTAB

0 komentar

Sejarawan Muslim, Ahmad Amin dalam bukunya Dhuha` al-Islam pernah menulis bahwa pendidikan [Islam], pada masa keemasan Islam, tidak memiliki periodesasi tertentu; sehingga tidak ditemui [apa yang disebut] pendidikan dasar atau ibtidaiyyah, pendidikan menengah, dan sebagainya. Yang ada adalah satu periode utuh.

[Pendidikan] berawal dari kuttab atau dengan bimbingan guru khusus, dan berakhir dengan halaqah di masjid.
Berdasar itu, maka jauh sebelum sistem pendidikan sekolah masuk ke dalam tradisi Islam, sejarah Islam telah mencatat keberadaan beragam program atau lembaga pendidikan, yang dalam pengertian sekarang (seperti telah dibahas pada definisi PLS) dapat dikatagorikan sebagai program pendidikan luar sekolah yang demikian berkembang pesat mewarnai khazanah peradaban Islam, seperti kuttab, halaqah, masjid, khan, khanqah dan sebagainya. Tulisan ini dan beberapa di belakangnya akan membahas tentang lembaga-lembaga tersebut baik
dalam konteks dunia Islam secara global maupun local, khas Indonesia.


Pengertian Kuttab

Istilah kuttab telah dikenal di kala­ngan bangsa Arab pra-Islam; dan seperti sebelumnnya kuttab men­jalankan fungsi yang sama dalam Islam, yaitu sebagai lembaga pendidikan dasar terutama mengajarkan tulis-baca. Pada saat datangnya Islam hanya ada 17 orang Quraisy yang mengenal tulis-baca. Di tengah permusuhan suku Quraisy, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh Rasul saw bersama pengikutnya yang hanya sedikit. Ketika akhirnya mereka hijrah ke Madinah (622 M.) beberapa orang dari suku Aws dan Khazraj (dua suku utama Madinah) dapat menulis dan membaca.

Menuruti ajaran Islam, Rasulullah saw. memberikan perhatian khusus pada soal-soal pendidikan. Keterampilan tulis-baca yang merupakan materi utama pendidikan kuttab- menjadi semakin penting sejalan de­ngan berkembangnya komunitas Muslim Madinah. Kebutuhan paling penting, tentunya, adalah mencatat wahyu yang diterima oleh Rasul saw. Tetapi tulis-baca ini juga dibutuhkan untuk memungkinkan komunikasi antara umat Islam dengan suku dari bangsa lain. Peletakan tulis-baca sebagai prioritas dapat kita lihat dengan peristiwa pembebasan beberapa tawanan Perang Badr (2/624) setelah mereka mengajarkan tulis-baca kepada sekelom­pok Muslim. Rasul saw juga memerintahkan Al-Hakam bin Sa’id untuk mengajar pada sebuah kuttab di Madinah. Ini menunjuk­kan bahwa pendidikan telah menjadi perhatian utama umat Islam sejak masa yang paling awal.

Pada mulanya, pendidikan kuttab berlangsung di rumah-rumah para guru (mu’allim, mu’addib) atau di pekarangan sekitar masjid. Materi yang digunakan dalam pelajaran tulis-baca ini pada umumnya adalah puisi dan pepatah-pepatah Arab yang mengandung nilai-niiai tradisi yang baik. (Penggunaan Al-Quran sebagai teks dalam kuttab baru terjadi kemudian, ketika jumlah Muslim yang menguasai Al-Quran telah banyak, dan terutama setelah kegiatan kodifikasi pada masa kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan). Kebanyakan guru kuttab masa awal Islam adalah non­Muslim, sebab Muslim yang dapat membaca dan menulis yang jumlahnya masih sangat sedikit sibuk dengan pencatatan wahyu Al-Quran.


Dua Jenis Kuttab

Ahmad Syalabi adalah ilmuwan pertama yang menjelaskan terdapatnya dua jenis kuttab dalam sejarah pendidikan Islam. Perbedaan ini terutama didasarkan pada isi pengajaran (kuriku­lum), tenaga pengajar dan masa tumbuhnya.

Kuttab jenis pertama adalah kuttab yang berfungsi mengajarkan tulis-baca dengan teks dasar puisi-puisi Arab, dan dengan sebagian besar gurunya adalah non-Muslim (setidaknya pada masa Islam yang paling awal). Kuttab jenis kedua adalah yang berfungsi sebagai tempat pengajaran Al-Quran dan dasar-dasar agama Islam. Di sinilah, menurut Syalabi, terjadinya kekeliruan pemahaman oleh bebera­pa ilmuwan terdahulu, dengan menganggap kedua jenis kuttab ini adalah sama. Ia mengambil contoh tiga orang ilmuwan: Philip K. Hitti, Ahmad Amin, dan Ignaz Goldziher. Konsekuensinya memang cukup jelas. Mempercayai bahwa tulis-baca Al-Quran dan dasar-dasar agama diajarkan pada kuttab yang sama sejak masa Islam yang paling dini akan menjurus pada kesimpulan bahwa anak-anak generasi awal Muslim mempela­jari agamanya dari orang-orang non-Muslim.

Di sinilah signifi­kansi perbedaan kedua kuttab ini menjadi terlihat jelas. Kuttab jenis kedua tidak ditemui pada masa paling awal, ketika kuttab jenis pertama sudah mulai berkembang. Pengajaran Al-Quran pada kuttab (sebagai teks) baru mulai setelah jumlah qurra’ dan huffazh (ahli bacaan dan penghafal Al- Quran) telah banyak. Se­belumnya pengajaran agama anak-anak dilangsungkan di ru­mah-rumah secara non-formal.

Dengan semangat ilmiah yang tinggi, jumlah Muslim yang mengenal tulis-baca serta menguasai Al-Quran berkembang sa­ngat cepat, dan ketergantungan pada guru-guru non-Muslim berangsur hilang. Hal ini dilengkapi dengan kontak umat Islam dengan pusat-pusat kegiatan intelektual di luar Arabia sepanjang dan sesudah penaklukan. Hanya sekitar sepuluh tahun setelah wafatnya Rasulullah saw, pasukan Islam telah menguasai Syria, Irak, dan Mesir — daerah-daerah yang menjadi pusat kegiatan intelektual saat itu. Peristiwa ini mendorong munculnya diversifikasi pengetahuan yang dikenal oleh umat Islam dan pada gilirannya mempengaruhi kurikulum kuttab. Per­kembangan berikutnya menunjukkan bahwa tulis-baca, puisi, Al-Qur’an, gramatika bahasa Arab, dan aritmatika (berhitung dasar) menjadi bagian utama dari kurikulum pendidikan level ini

Beberapa sumber Abad Pertengahan memberikan informasi yang saling berbeda tentang usia anak memasuki pendidikan kuttab. Barangkali ini dapat juga dianggap sebagai pertanda tidak adanya ketentuan yang baku. Ilmuwan Al-Andalus (Spanyol), Ibn Hazm (w. 456/1064) menganggap bahwa usia lima tahun adalah ideal untuk memulai pendidikan kuttab.

Ibn Al-Jawzi (w. 597/1200) memberitakan bahwa ia memulai pendidikan kuttab­nya pada usia enam tahun, tetapi banyak di antara teman sekelas­nya yang lebih tua dari dia sendiri. Seorang ulama benama Ibn Al-’Adim baru masuk kuttab pada usia tujuh tahun. Yang lain bahkan menunggu sampai berusia sepuluh tahun. Semua ini menunjukkan tidak adanya keseragaman praktik tentang usia untuk memulai pendidikan kuttab.

Perbedaan ini juga berlaku dalam penekanan materi peng­ajaran, sesuai dengan kebutuhan daerah tertentu dan pertim­bangan para ulamanya. Berikut ini adalah catatan Ibn Khaldun (w. 808/1406) mengenai praktik pendidikan kuttab pada masa­nya, yang menunjukkan perbedaan tersebut pada empat daerah yang berbeda. Pertama, umat Islam Al-Maghrib (Maroko) sangat menekankan pengajaran Al-Quran. Anak-anak daerah ini tidak akan belajar sesuatu yang lain sebelum menguasai Al-Quran secara baik. Pendekatan mereka adalah pendekatan ontografi (mengenali satu bentuk kata dalam hubungannya dengan bunyi bacaan). Itulah sebabnya, menurut Ibn Khaldun, Muslim Maroko dapat menghafal Al-Quran lebih baik dari Muslim daerah mana pun.

Kedua, Muslim Spanyol (Al-Andalus). Kuttab daerah ini me­ngutamakan menulis dan membaca. Al-Quran tidak diutamakan dibandingkan dengan puisi dan bahasa Arab, misalnya. Pene­kanan dapat membaca dan menyalin Al-Quran tanpa harus menghafal­nya (seperti Muslim Maroko).

Ketiga, daerah Ifriqiyah (Afrika Utara = Tunisia, sebagian Algazay, dan sebagian Libya). Di sini, begitu Ibn Khaldun, pendidikan dasar di kuttab mengutamakan Al-Quran dengan tekanan khusus pada variasi bacaan (qira’at); lalu dilkuti dengan seni kaligrafi dan hadis.

Daerah keempat yang dibicarakan oleh Ibn Khaldun adalah daerah Timur (Al-Masyriq = Timur Tengah, Iran, Asia Tengah, dan Semenanjung India) yang  menurut pengakuannya tidak ia ketahui secara jelas diban­dingkan tiga daerah yang pertama. Secara umum daerah Timur ini menganut kurikulum campuran, dengan Al-Quran sebagai inti; tetapi tidak memadukannya dengan keterampilan kaligrafi, sehingga tulisan tangan anak-anak Muslim dari Timur tidak be­gitu baik.

Lepas dari perbedaan-perbedaan yang ada, kuttab berkem­bang pesat sejak masa awal dan dalam perjalanan sejarah pera­daban Islam mengalami perkembangan yang menyesuaikan kepada berbagai latar belakang budaya. Dari lembaga dengan belasan murid pada awalnya, kuttab, di beberapa tempat, menjadi lembaga yang mengumpul ribuan murid, masih pada penghu­jung abad pertama Hijriyah. Kuttab pimpinan Abu Al-Qasim Al-Balkhi (w. 105/723) di Kufah diberitakan mempunyai 3.000 orang murid. Meluasnya lembaga ini, barangkali, dapat kita bayangkan dari laporan seorang pengembara, Ibn Hawqal (w. 367/977). Ketika ia mengunjungi Palermo, Sisilia, di sana terdapat sekitar 300 orang guru kuttab— satu fakta yang mengindikasikan terdapatnya ratusan kuttab di kota ini. Palermo hanyalah sebuah kota kecil bila dibandingkan dengan Baghdad, Damaskus, Alep­po Istanbul, Jerussalem, Samarkand, atau Kairo. Pada Abad Pertengahan beberapa kuttab di Kairo menyediakan asrama dan akomodasi bagi murid-muridnya. Di daerah ini juga ada kuttab yang berafiliasi dengan satu lembaga; pendidikan tinggi yang secara tidak langsung tentunya membantu kelangsungan pen­didikan murid-murid lulusannya ke level yang lebih tinggi. []


reference :

sayangnya, tidak ada footnote dan maraji’ yang jelas..sejarah tanpa bukti/maraji’ sebagaimana gosip yang Qila wa Qala. Sumber.
Continue reading →
Kamis, 05 Januari 2012

Tak Sama

0 komentar


Kala bulir peluh menjelma
Menjadi tetesan yang jatuh satu satu

Saat kening dengan bumi menyatu

Apakah sama?

Dengan hanya semilir angin menyapa

Meniup membawa teduh wajah pendosa


Juga saat pipi itu basah

Memohon ampun merintih

Terjaga di lambung malam

Saat kantuk berselimut kelam

Apakah sama?

Dengan tawa terbahak

Mengarungi malam panjang

Mainkan dawai dawai kehancuran

Berteriak berkelakar bernyanyi riang


Tentu tidak!




--------------
Bekasi, 05/01/12

Continue reading →

Al-Qur'an 3D

0 komentar
Satu lagi software yang memanjakan kita dalam beribadah kepada Allah subhaanahu wata’aala. Sembari kita bekerja dan kadang jenuh di hadapan komputer atau laptop kita, mendingan kita berwudhu dulu (ini dianjurkan) trus buka aplikasi yang satu ini, maka kita serasa membaca al-Quran di atas meja kecil.
Memang benar, dari namanya, tampilan aplikasi ini 100 % 3D (tiga dimensi) alias benar-benar mendekati wujud aslinya.
Kelebihan perangkat lunak ini antara lain:
  1. Portabel, jadi tidak perlu diinstal, cukup diekstrak ke dalam komputer Anda, maka langsung bisa dijalankan.
  2. Tampilan yang menawan, yang menyajikan tampilan high quality, serta sejuk di mata.
  3. Ada tombol penunjuk berdasar ayat, surat dan juz.
Kekurangan:
  1. Sebanding dengan tampilannya, aplikasi ini membutuhkan space (ruang) yang lumayan besar yaitu 40-an MB.
  2. Tidak mendukung Bookmark, yaitu apabila kita ingin membaca surat al-Baqarah, terus berhenti di salah satu ayat, maka apabila kita tutup, trus selanjutnya kita buka lagi, maka yang muncul adalah tampilan awal lagi.
  3. Kadang-kadang tidak kompatibel di komputer-komputer lama, pentium 3 ke bawah.
Screenshot:
Close
Tampilan Quran3D dari Atas
Close
Terdapat Tombol Penunjuk Surat
Close
Efek FlipBook-nya Terasa Sekali
Close
Tombol Penunjuk Juz
Close
Berikut ini manual fitur-fitur yang ada berdasarkan tombol di atas
  1. Next dan Previous Page
  2. Tombol arah kanan kiri atas dan bawah
  3. Zoom in dan Zoom out
  4. Tombol untuk memutar sudut pandang sehingga memudahkan kita untuk membacanya.
  5. Tombol Move (memindahkan) untuk memindahkan windows (jendela) program ini.
  6. Tombol untuk memperbesar atau memperkecil ukuran windows.
  7. Tombol Navigasi penunjuk Surat.
  8. Tombol Navigasi penunjuk Juz
  9. Slider untuk memilih halaman
  10. Tombol untuk membuat program ini berada di atas dari program-program yang lain posisiwindows-nya.
Link Download: Di sini.
Sumber: Di sini.
Continue reading →

Menghitung Berat Badan Ideal

0 komentar
Ada beberapa cara yang sering dipakai orang untuk menghitung berat badan ideal. Salah satu cara yang sering dipakai adalah dengan mengurangi tinggi badan -110.

A. Rumus Sederhana
Perkiraan Berat Badan Normal = Tinggi Badan - 110

Contoh :
Tinggi kita dari kaki sampai kepala : 160 cm
Maka Berat badan kita = 160 - 110 = 50 kg.

Nb =
    - Kelebihan Berat Badan / Overweight = Hasilnya 10% s/d 20% lebih besar
    - Kegemukan / Obesitas / Obesity = Hasilnya lebih dari 20% dari yang seharusnya
    - Kurus = Hasilnya 10% kurang dari yang seharusnya.

Rumus ini sering dipakai karena memang paling mudah. Cukup dengan mengukur tinggi badan, kebanyakan orang langsung dapat secara instan menghitung perkiraan berat badan normalnya. Namun ketepatan rumus sederhana ini tidak dapat diaplikasikan secara umum. Patokan berat badan ideal pria tentu saja berbeda dengan wanita, begitu pula orang dewasa dan anak-anak. Untuk itu ada daftar perhitungan yang lebih tepat:


B. Daftar Perhitungan Berat Badan Ideal

Untuk Mengukur berat badan ideal kita bisa mangunakan 2 cara :
1. Penghitungan Berat Ideal Konvensional
2. Berat Ideal versi Rumus BMI

1. Perhitungan Berat Ideal Konvensional
a. Berat Badan Ideal Bayi (Anak 0-12 bulan)
Rumus = (umur (bln) / 2 ) + 4

b. Berat Badan Ideal untuk Anak (1-10 tahun)
Rumus = (umur (thn) x 2 ) + 8

c. Remaja dan dewasa
Rumus = (TB - 100) - (TB - 100) x 10%
atau
Rumus = (TB - 100) x 90%

d. Ibu Hamil :
Rumus = BBI + (UH x 0.35)
dimana,

BBIH = Berat Badan Ibu Hamil
UH = Umur Kehamilan dalam Minggu
0.35 = tambahan berat badan kg per minggunya

Penjelasannya sbb:
BBI = (TB-110) jika Tinggi Badan diatas 160 cm
BBI = (TB-105) jika Tinggi Badan dibawah 160 cm
BBI = (TB-100) jika Tinggi Badan dibawah 150 cm

* Nb =
    - TB = Tinggi Badan (cm)

Dengan mengikuti perhitungan dari daftar tersebut, Anda akan memperoleh perkiraan berat badan ideal yang seharusnya. Jangan serta merta panik jika berat badan anda tidak tepat dengan angka perhitungan. Sebab range berat badan normal adalah plus/minus 10% berat idealnya.

Nah, untuk kasus-kasus tertentu kalau kita tidak mengetahui tinggi badan lantas bagaimana? Misalnya pada pasien ascites atau eudeme anasarka, kan kalo diukur susah.. tidak mungkin pake berat badan aktual (selain juga bisa konversi -30% dari BB aktual), atau pada pasien pasca bedah, tidak mungkin kita ukur tingginya.. Jadi, bisa dengan Konversi dari nilai antropomentri Tinggi lutut atau rentang lengan.

TB berdasarkan Tinggi Lutut
TB Pria = 6,50 + (1,38 + TL) - (0,08 x U)
TB Wanita = 89,68 + (1,53 x TL) - (0,17 x U)

TB berdasarkan Rentang Lengan
TB Pria = 118,24 + (0,28 x RL) - 0,07 x U)
TB Wanita = 63,18 + (0,63 x RL) - 0,17 x U)

*Nb =
    - U   = Umur (tahun)
    - TL = Tinggi Lutut (cm)
    - RL = Rentang Tangan (cm)

2. Berat Ideal versi Rumus BMI
Ini cara menghitung berat badan ideal anda versi Body Mass Index (BMI). BMI adalah suatu rumus kesehatan, di mana berat badan seseorang dibagi dengan tinggi badan pangkat dua (m2).

Rumus = (BB) / (TB) * (TB)

Misalnya: BB = 45 kg dan TB = 165 cm, maka

Rumus = (45) / (1.65) * (1.65) = 16.5

Patokan BMI :
BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
BMI 18.5 - 24 = normal
BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
BMI >30 = obesitas

Sekarang silahkan cek berat badan anda apakah masih termasuk dalam batasan normal?
Bila berat badan anda berlebihan dapat mencoba beberapa cara untuk menurunkan berat badan. Suplemen pelangsing herbal juga dapat membantu mencapai berat badan ideal. Gunakan dengan mengikuti aturan pakai yang diberikan.

Semoga tips ini membantu anda memiliki berat badan yang ideal.
Continue reading →

Terlahir Sebagai Pengusaha atau Terlatih Sebagai Pengusaha?

0 komentar
Apakah menjadi seorang pengusaha disebabkan oleh sesuatu yang ada dalam DNA Anda, atau hal itu dapat dilatih? Sebuah penelitian baru dari Babson College menemukan bukti "luar biasa", yaitu bahwa jika mahasiswa Fakultas Bisnis mengambil setidaknya dua mata kuliah kewiraswastaan, itu dapat secara positif mempengaruhi mereka untuk memulai sebuah bisnis.

Profesor di perguruan tinggi Wellesley, yang berada di Massachusetts, menganalisis sebuah survei dari 3.755 alumni, dan ia menemukan bahwa dua mata kuliah kewiraswastaan (atau lebih baik lagi tiga sesi) sangat mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk membangun sebuah start-up. Selain itu, ia juga melihat bahwa menulis business-plan dapat memberikan pengaruh ke arah itu, meskipun tidak terlalu signifikan.

"Kini sudah saatnya membuang pertanyaan skeptis, 'Apa perlu belajar kewiraswastaan?' karena sekarang kita memiliki bukti empiris yang membuat perbedaan cara pandang. Kami rasa, kewiraswastaan yang harus diajarkan tidak hanya untuk produksi dan pelatihan pengusaha, tetapi juga untuk membantu para mahasiswa memutuskan apakah mereka memiliki 'modal' yang tepat untuk menjadi pengusaha, sebelum mereka memulai karir yang mungkin tidak cocok bagi mereka," tulis sang Profesor, dalam penelitiannya yang diberi judul "Does An Entrepreneurship Education Have Lasting Value? A Study of Careers of 3,775 Alumni".

Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada pengaruh apakah si mahasiswa memiliki orang tua seorang pengusaha atau tidak. Juga ditemukan bahwa pria lebih mungkin untuk menjadi pengusaha daripada wanita. Ia juga menemukan sebuah pola, yaitu semakin tinggi pendapatan, semakin kecil kemungkinan para alumni berniat untuk menjadi pengusaha. Di sisi lain juga ditemukan bahwa semakin besar ketidakpuasan mereka terhadap pekerjaan, semakin besar kemungkinan bahwa alumni memiliki niat untuk menjadi pengusaha.

"Pada tingkat yang lebih abstrak, kami percaya bahwa kewiraswastaan harus diajarkan untuk setiap mahasiswa Fakultas Bisnis, karena pada hakikatnya kewiraswastaan adalah asal-usul semua bisnis," tulis sang Profesor. "Tidak akan ada sekolah bisnis, jika tidak pernah ada pengusaha!" lanjutnya.

Sebuah studi pada tahun 2002 di Harvard Business School juga menunjukkan bahwa jika Anda dapat meyakinkan mahasiswa bahwa mereka memiliki modal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis, mereka akan terjun berwiraswasta.

Profesor Harvard, Howard H. Stevenson, menjelaskan, "Jika Anda menganggap bahwa sebagian besar siswa kami adalah pengambil kesempatan, berorientasi pada prestasi, cerdas, dan pekerja keras (buktinya mereka telah diterima di sini), maka tindakan yang kami lakukan hanyalah memberi mereka 'alat' dan teknik untuk meningkatkan peluang keberhasilan mereka."

Jadi, bagaimana menurut Anda, apakah kemampuan untuk menjadi pengusaha itu bisa dilatih?

Sumber: Sumber: http://www.inc.com/news/articles/201107/study-says-entrepreneurship-can-be-taught.html
Continue reading →
Rabu, 04 Januari 2012

Sapa Saya

0 komentar
Bismillah...


Blog ini tidak lebih hanya sebagai tempat untuk menyimpan catatan admin yang didapat dari ‘dunia nyata’ dan ‘dunia maya’. Berisi mulai dari ISLAM yaitu catatan-catatan seputar ke-Islam-an, PENDIDIKAN seputar artikel pendidikan, TEKNOLOGI seputar dunia teknologi dan informasi, PUISI seputar koleksi puisi-puisi yang admin suka, ALAM seputar hoby admin berpetualang, ENTREPRENEUR seputar catatan-catatan dunia usaha dan PERNIK tentang hal-hal yang mungkin sepele tapi menarik bagi admin.

Terima kasih atas setiap kunjungan di blog ini dan akan senang rasanya jika Anda meninggalkan sepatah dua patah kata di kolom yang disediakan di bawah ini. Terima kasih.

Wassalam.
Continue reading →