Beranda
Sabtu, 30 Januari 2010

Bait Syair Ibnul Qoyyim

1 komentar



Katakanlah kepada mereka, perkataan seorang yang ahli menasehati

Dan hak suatu nasehat adalah didengarkan

Sejak kapan orang-orang mengetahui dalam agama kita

Bahwa nyanyian adalah sunnah yang diikuti?

Dan seseorang diperbolehkan makan seperti keledai

Dan menari-nari dalam kerumunan hingga terjatuh

Mereka mengatakan, Kami mabuk karena rasa cinta terhadap Tuhan

Padahal yang membuat mereka mabuk tiada lain adalah amarah

Begitu pula binatang, jika telah kenyang

Hilangnya rasa haus dan rasa kenyang membuat mereka menari-nari

Seruling, nyanyian dan Yasin membuatnya mabuk,

jika dibacakan kepadanya tiada akan tertunduk

Dimanakah akal, dimanakah otak?

Tiadakah dari kalian orang yang mau mengingkari bid’ah-bid’ah ini?

Masjid-masjid kita dihinakan dengan nyanyian

Dan gereja-gereja dimuliakan dengannya.[1]


Bacalah kitab, maka mereka akan menunduk, bukan karena kusyu’

Tapi itu adalah ketundukkan orang yang lupa lagi lalai

Dan datangkanlah nyanyian, maka mereka bersuara seperti keledai

Demi Alloh, mereka menari bukanlah karena Alloh

Rebana, seruling dan irama anak kijang,

Sejak kapan engkau melihat ibadah dilakukan dengan hal-hal yang melalaikan?

Kitab itu terasa berat oleh mereka, ketika mereka melihatnya

Dipenuhi dengan perintah dan larangan

Mereka mendengar gemuruh dan kilat darinya, karena kitab berisi

Larangan dan ancaman dari melakukan hal-hal yang dilarang

Mereka melihatnya sebagai pemutus terbesar bagi hawa nafsu

Dari segala keinginannya, yaitu pemotongannya yang tiada henti

Dan lagu itu datang sesuai keinginan nafsunya

Karena itulah, lagu itu menjadi sosok yang mulia di matanya

Dimanakah lengan-lengan kokoh yang memutuskan hawa nafsu

Dari penyebab-penyebabnya, yang terdapat pada orang-orang bodoh dan lalai itu?

Jika hal itu bukan khamr yang meracuni tubuh, maka sesungguhnya ia

Adalah khamr yang meracuni akal, ia semisal dan sama dengannya

Lihatlah kemabukan yang diakibatkan ketika meminumnya

Dan lihatlah kemabukan saat mereka menikmati kelalaian itu

Perhatikanlah, bagaimana ia merobek-robek pakaiannya

Setelah ia merobek-robek hatinya yang lalai

Tentukanlah, mana di antara dua khamr ini yang lebih layak

Untuk diharamkan dan dicap Sebagai dosa disisi Alloh?[2]



[1] Ibnul Qayyim menyebutkannya dalam kitab “Ighatsat Al-Lahfan” I/353, dan tidak disebutkan siapa pengarang bait ini, bisa jadi bait-bait di atas adalah hasil karyanya.

[2] Ibid, I/346

Sumber: di sini
Continue reading →