Beranda
Minggu, 08 Maret 2009

Maharku Untukmu

0 komentar


Oleh: Zain Atmawijaya

Ku tahu, kilauan emas atau bahkan mutiara tak akan menyilaukan mata jelitamu. Sebagaimana ku tahu betapa berharganya engkau bagiku. Wahai 'Bidadariku…'

Tak jua kau tanya apa pekerjaanku dan berapa penghasilanku, sebagaimana para wanita dunia itu berlomba mendapatkan lelaki yang kaya raya. Kau bukan seperti itu 'Bidadariku…'

Juga kau tak peduli bahwa aku hanya lelaki tanpa sederetan gelar di belakang namaku. Aku bukanlah sarjana atau master terlebih lagi doktor. Aku hanya lelaki yang tergila-gila padamu!

Engkau tak peduli itu semua. 'Bidadariku…'

Padahal cantik parasmu tak akan bisa tergoreskan oleh barisan kata pujian para penyair yang memujamu. Mata lentikmu akan mampu menusuk dada hingga tembus ke jantung tiap lelaki yang memandangmu, bahkan ia lebih tajam daripada pedang para pejuang! Kau sempurna 'Bidadariku…'

Ku ingin melamarnu, dengan mahar yang kau inginkan;

Berupa sujud-sujud panjangku di sepertiga malam, berupa ringkihan permohonan ampunku kepada Rabbku, berupa tapak-tapak kaki yang kulangkahkan menuju taman-taman surga; masjid dan majlis ilmu, berupa sayatan luka dan tetesan darah yang tertumpah di medan-medan perjuangan.

Ku ingin melamarmu, bidadari surga!
Mahar itu akan kuserahkan. Akad itu akan kuucapkan!

Tunggu aku di dipan-dipan rumah kita di surga! Tunggu aku untuk kita memadu cinta!

Dari aku yang merindukanmu.

Bogor, Rabii'ul Awwal 1430 H/Maret 2009 M.

Leave a Reply